Penderitaan batin dalam ilmu
psikologi dikenal sebagai kekalutan mental. Secara lebih sederhana kekalutan
mental dapat dirumuskan sebagai gangguan kejiwaan akibat ketidak mampuan
seseorang menghadapi persoalan yang harus diatasi sehingga yang bersangkutan
bertingkah secara kurang wajar.
Gejala-gejala seseorang mengalami
kekalutan mental adalah :
a) nampak pada jasmani yang
sering merasakan pusing, sesak napas, demam, nyeri pada lambung
b) nampak pada kejiwaannya dengan
rasa cemas, ketakutan, patah hati, apatis, cemburu,mudah marah.
Tahap-tahap gangguan kejiwaan
adalah :
a) gangguan kejiwaan nampak dalam
gejala-gejala kehidupan si penderita baik jasmani maupun rohaninya.
b) usah mempertahankan diri
dengan cara negatif, yaitu mundur atau lari, sehingga cara bertahan dirinya
salah. Pada orang yang tidak menderita gangguan kejiwaan bial menghadapi
persoalan, justru lekas memecahkan problemnya, sehingga tidak menekan perasaannya.
Jadi bukan melarikan diri dari persoalan, tetapi melawan atau memecahkan
persoalan.
c) kekalutan merupakan titik
patah (mental breakdown) dan yang bersangkutan mengalami gangguan.
Sebab- sebab timbulnya kekalutan
mental yaitu :
a) kepribadian yang lemah akibat
kondisi jasmani atau mental yang kurang sempurna
b) terjadinya konflik sosial
budaya akibat norma berbeda antara yang bersangkuta dengan apa yang ada dalam
masyarakat, sehingga ia tidak dapat menyesuaikan diri lagi
c) cara pematangan batin yang salah
dengan memberikan reaksi yang berlebihan terhadap kehidupan sosial
Proses-proses kekalutan
mentalyang dialami oleh seseorang mendorongnya kearah :
a) Positif : trauma (luka jiwa)
yang dialami dijawab secara baik sebagai usaha agar tetap survive dalam hidup
b) Negatif : trauma yang dialami
diperlarutkan atau diperturutkan, sehingga yang bersangkutan mengalami
frustasi, yaitu tekanan batin akibat tidak tercapainya apa yang diinginkan.
Bentuk frustasi antara lain :
1) agresi berupa kemarahan yang
meluap-luap akibat emosi yang tidak terkendali dan secara fiskik berakibat
mudah terjadinya hypertensi (tekanan darah tinggi) atau tindakan sadis yang
dapat membahayakan orang sekitar.
2) regresi adalah kembali pada
pola reaksi yang primitif atau kekenak-kanakkan (infantil).
3) fiksasi adalah peletakan atau
pembatasan pada satu pola yang sama (tetap).
4) proyeksi merupakan usaha
meleparkan atau memproyeksikan kelemahan dan sikap-sikap sendiri yang negatif
pada orang lain.
5) identifikasi adalah menyamakan
diri dengan seseorang yang sukses dalam imaginasinya.
6) narsisme adalah self love yang
berlebihan, sehingga yang bersangkutan merasa dirinya lebih superior dari pada
orang lain.
7) autisme adalah gejala menutup
diri secara total dari dunia riil, tidak mau berkomunikasi dengan orang lain,
ia puas dengan fantasynya sendiri yang dapat menjurus ke sifat yang sinting.
sumber :
Nama : Iman
Lazuardi Zulkarnain
NPM : 13111540
Kelas : 1KA30
Tidak ada komentar:
Posting Komentar