Mengatasi Konflik Demi
Kemesraan Rumah Tangga
Pernikahan adalah tentang
menyatukan dua hati dan pemikiran. Sering kali terjadi perbedaan diantara
keduanya yang biasanya diwujudkan dalam konflik, pertengkaran atau perdebatan.
Banyak orang mengatakan bahwa hal tersebut merupakan bumbu-bumbu penyedap yang
memiliki esensi dalam hubungan itu sendiri, dan bukanlah menjadi jurang pemisah
di antara pasangan. Jadi bagaimanakah mengatasi konflik atau pertengkaran agar
setelah semua selesai, justru hubungan suami istri akan semakin mesra?
Adakalanya suami istri
harus mengingat kembali tujuan awal dari pernikahan yang menjadikan agama
sebagai pondasi. Maka dengan adanya kesadaran tersebut, walaupun konflik telah
memanas, namun pikiran akan tergerak untuk mengatasinya berdasarkan aturan
aturan agama. Selain itu, cobalah untuk berpikir realistis dan atau dengan
logika, bahwa pasangan yang anda nikahi adalah seorang manusia, sepaket dengan
kekurangan dan kelebihannya. Dia adalah bukan malaikat yang tanpa cela.
Ingatlah pula bahwa setiap pribadi yang diciptakan Allah adalah unik, maka komunikasi
yang sehat tersebut juga akan berjalan lancar jika dari awal kita bisa memahami
atau paling tidak mempunyai keinginan untuk memahami keunikan karakter, sifat
dan atau kesukaan pasangan. Perasaan menerima semua kenyataan itu akan memberi
ruang pemikiran yang lebih luas untuk mengatasi semua konflik dengan jalan
kompromi, dan komunikasi yang sehat. Hal itu bisa dilakukan pula lewat
keterbukaan, kejujuran, dan pengenalan yang baik terhadap kondisi, situasi,
waktu dan cara yang baik untuk menyampaikan pesan kepada pasangan.
Cobalah untuk berpikir
realistis dan atau dengan logika, bahwa pasangan yang anda nikahi adalah
seorang manusia, sepaket dengan kekurangan dan kelebihannya. Dia adalah bukan
malaikat yang tanpa cela.
Konflik dengan pasangan
juga selalu identik dengan kemarahan. Marah tidaklah dilarang, apalagi kalau
dikarenakan alasan yang tepat, di tempat yang tepat, pada waktu yang tepat,
kepada orang yang tepat, dan dengan kadar yang pas tentunya. Namun sebaiknya
dihindari kemarahan yang akan membawa kita pada situasi yang semakin buruk dan
berakhir dengan penyesalan, karena pada saat marah, akal pikiran kita tidak
berfungsi sebagaimana mestinya. Tenangkan diri terlebih dahulu, jernihkan
pikiran, dinginkan kepala, agar keputusan yang diambil tidak menjadi penyesalan
di kemudian hari.
permasalahan apapun
juga akan bisa diatasi dengan mengedepankan sikap yang dewasa,dan sabar. Jika
emosi meningkat, cobalah untuk meredamnya beberapa saat dengan diam sejenak.
Jika suami sudah memulai dahulu dengan omelan, cobalah untuk menahan diri satu
tingkat lebih, hal ini terlebih lagi jika konflik terjadi didepan buah hati.
Penting untuk diingat, bahwa saling menjaga mulut antara istri dan suami di
depan anak sangatlah penting. Usahakan jangan sampai konflik yang mengatas
namakan perbedaan tersebut memancing kesedihan si kecil.
Rumah tangga adalah
tentang belajar, salah satunya adalah belajar menyadari dan saling memenuhi hak
dan kwajiban sebagai suami istri. Setiap kita mau tidak mau dituntut untuk
belajar hal tersebut demi kebahagiaan bersama.
Konflik juga mungkin
terjadi apabila suami istri tidak atau belum mengetahui dan menyadari hak dan
kewajiban masing masing. Dan rumah tangga adalah tentang belajar, salah satunya
adalah belajar menyadari dan saling memenuhi hak dan kwajiban sebagai suami
istri. Setiap kita mau tidak mau dituntut untuk belajar hal tersebut demi
kebahagiaan bersama. Keselarasan akan muncul jika suami istri tidak membawa
kedua hal tersebut dalam sebuah interaksi yang kaku. Buatlah sefleksibel dan
senyaman mungkin dalam kegiatan pemenuhan hak dan kewajiban, agar tidak ada
rasa keterpaksaan diantara pasangan dalam melakukannya. Tentu saja penerapan
hal tersebut memerlukan kepahaman dan pengertian dan keluasan hati
masing-masing pasangan.
Hal lain yang tidak
boleh dilupakan dalam rumah tangga dan juga menjadi salah satu penetralisir
konflik adalah rasa bersyukur. Rumah tangga akan terasa damai jika suami istri
saling menyadari Bagaimanapun kondisi pasangannya. Kekurangan dan kelebihan itu
adalah hal yang perlu disyukuri, karena bisa jadi dia lah pasangan yang paling
tepat untuk kita. Ketika ada hal-hal yang kurang pada pasangan,jangan buru buru
mengalihkan pandangan kepada ” yang lain”.
Cobalah sama-sama perbaiki, saling introspeksi, dan bersemangat dalam
meningkatkan kebaikan dalam diri masing-masing.
Rumah tangga akan
terasa damai jika suami istri saling menyadari Bagaimanapun kondisi
pasangannya. Kekurangan dan kelebihan itu adalah hal yang perlu disyukuri,
karena bisa jadi dia lah pasangan yang paling tepat untuk kita.
Terakhir, pernikahan
indah bukan berarti lepas dari kesalahan dan kekurangan. Sebagai seorang
manusia biasa, suami istri pasti pernah melakukan kesalahan dan atau tanpa
sengaja menyakiti satu sama lain. Namun dengan satu kata maaf yang ikhlas dari
dalam hati dan kemakluman atas sebuah ketidak sempurnaan manusia, akan bisa
mengurangi beban masalah itu sendiri. Tidak ada salahnya jika kita mencoba
mengesampingkan gengsi dan harga diri didepan pasangan. Toh, kita manusia biasa
yang sama seperti pasangan. Dengan memaafkan bisa berarti kita memberi
kesempatan pasangan kita untuk menjadi pribadi yang lebih baik, dan memberikan
kesempatan kepadanya untuk tidak mengulangi kesalahannya. Selain itu, perasaan
memaafkan adalah juga menjadi simbol ketulusan cinta kedua pasangan, dan hal
ini adalah yang tak ternilai oleh apapun. Dan akhirnya, Dengan pengelolaan yang
cantik dalam hal kesadaran, perasaan hati dan sikap ketika terjadi konflik,
justru akan memunculkan respek dan kemesraan ketika suami istri berhasil
melalui semua itu. So, hadapi dan nikmati saja konfliknya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar