Selasa, 10 April 2012

Teori Keindahan


Teori Keindahan

     Estetik kadang-kadang dirumuskan pula sebagai cabang filsafat yang berhubungan dengan teori keindahan (theory of beauty). Kalau definisi keindahan memberitahu orang untuk mengenali apa keindahan itu, maka teori keindahan menjelaskan bagaimana keindahan itu.

     Salah satu persoalan pokok dari teori keindahan ialah mengenai sifat dasar dari keindahan. Apakah keindahan itu merupakan sesuatu yang ada pada benda indah ataukah hanya terdapat dalam alam pikiran orang yang mengamati benda tersebut? Penjelasan masalah ini dalam sejarah estetik menimbulkan 2 kelompok teori yang terkenal sebagai teori obyektif dan teori subyektif tentang keindahan atau estetis.

     Kelompok teori obyektif dianut oleh misalnya Plato, Hegel dan Bernard Bosanquet, sedangkan kelompok teori subyektif didukung antara lain oleh Henry Home dan Edmund Burke.


Herbert Read:

     Setiap teori seni harus dimulai dengan anggapan bahwa manusia memberikan reaksi terhadap bentuk, massa dan permukaan dari benda-benda yang dilihatnya, dan bahwa komposisi dan penataan unsur-unsur tersebut menimbulkan rasa senang pada diri manusia.

     Kemampuan untuk menangkap komposisi dan penataan yang menyenangkan ini dimungkinkan karena manusia memiliki rasa keindahan (a sense of beauty).

     Keindahan adalah suatu hubungan formal dari pengamatan yang menimbulkan rasa senang.

Leo Tolstoy:

     Keindahan ialah sesuatu yang dapat mendatangkan rasa menyenangkan bila dilihat (visaul).

Alexander Baumgarten:

     Keindahan itu dipandangan sebagai kesatuan yang merupakan susunan yang teratur dari bagian-bagian yang mempunyai hubungan erat satu sama lain dan keseluruhan.

     Alexander Baumgarten (1714-1762) dianggap sebagai pelopor ilmu aesthetica, karena dia yang pertama-tama mengangkat estetika sebagai ilmu yang khusus.

Estetika berasal dari kata Aesthesis yang berarti perasaan, pencerapan dan persepsi.

Sulzer (1720-1777)

     Mengatakan yang dapat dikatakan indah ialah yang mengandung kebaikan. Tujuan hidup adalah kemakmuran dan kesejahteraan dalam kehidupan sosial. Dan ini didapat dengan mendidik perasaan moral, dimana seni adalah sebagai pendukungnya. Menurut Sulzer keindahan adalah yang merangsang dan mendidik perasaan.

Wickelmann (1717-1767)

Hukum dan tujuan semua seni ialah keindahan semata.

Keindahan adalah terpisah dari kebaikan, ia membagi keindahan menjadi tiga:

Keindahan bentuk
Keindahan idea, terekspresi dalam posisi figur dalam seni plastis.
Keindahan ekspresi, ini dapat tercapai apabila terdapat kedua keindahan tersebut sebelumnya.

Beda seni dan keindahan:
Seni menyangkut benda atau karya-karya sedangkan keindahan menyakut masalah nilai.

Sumber :

Nama   : Iman Lazuardi Zulkarnain
NPM   : 13111540
Kelas   : 1KA30

Tidak ada komentar:

Posting Komentar